Sunday, November 22, 2015

[Cerita Relawan] Energi itu adalah Cinta

Sambutan mereka adalah energi bagi kami...
Senyuman mereka adalah energi bagi kami...
Ucapan salam dilengkapi sapaan "Kak," adalah energi bagi kami...

RumahLebahPAY, Jakarta - Begitulah adik-adik #LaskarLangit di Muara Bahari menyambut kami sore lalu. Dengan penuh antusias mereka selalu menyapa dan menyalami tiap kakak yang baru datang ke Mushola Sa'adah Muara Bahari--tempat mereka belajar. Sabtu lalu (21/11) adalah belajar perdana di Rumah Lebah PAY, setelah launching pada minggu lalu, (15/11).

Kegiatan belajar dibagi menjadi tiga kelas, kelas bawah (pra TK - kelas 3 SD), kelas tengah (kelas 4 - 6 SD), dan kelas atas (SMP).

Saya memilih mengajar kelas tengah. Bersama tiga kakak relawan lain, kami mencoba mengetahui kemampuan 16 anak yang hadir dalam materi perkalian. Dengan cukup tertib mereka mengerjakan tugas yang kami berikan dan dengan kepercayaan diri, mereka mengumpulkan lembar tugas yang telah mereka jawab.

Namun, kepercayaan diri mereka belum sebanding dengan jawaban yang mereka buat. Maksudnya? Iya, jawabannya banyak yang salah. Hehe... Dari sepuluh soal, sebagian besar hanya menjawab benar 4-5 soal. Walaupun ada 4 orang yang mendapat nilai baik 100 dan 90. Pun saat sebelumnya diberikan tebak-tebakan perkalian, mereka masih agak kesusahan (っ╥╯﹏╰╥c).

Jika dipikir-pikir, seharusnya kelas 4 dan 5 sudah hafal perkalian 1-10 kan?

Nah inilah yang menjadi salah satu PR kami sebagai kakak, meningkatkan kemampuan mereka dalam berhitung (Tentu beserta kemampuan lain, membaca, menulis, bersikap dan berakhlak baik, dll).

Alhamdulillah, mereka tetap semangat, tetap antusias untuk belajar lagi esok hari. Jadi, kakak-kakak pengajar juga terpacu semangatnya untuk mengajari mereka besok, besok, dan besok lagi.

Energi itu besar,
Energi dari adik-adik untuk kakak-kakak,
Energi dari kakak-kakak untuk adik-adik,
Ya... itulah energi yang bermutualisme,
Energi itu adalah cinta.

*Khisnul Khasanah

Tuesday, November 17, 2015

[Cerita Relawan] Kebersamaan yang Manis

~Tak ada yang sia-sia… saat kita mau berusaha memberikan yang terbaik dan tidak menganggap kekurangan kita sebagai beban yang selalu menyulitkan~

RumahLebahPAY, Jakarta - Ahad lalu (15/11/2015), menurut saya, adalah hari di mana momen kebersamaan relawan @PcintaAnakYatim yang bersinergi dari wilayah se-Jadebotabek begitu terasa manis dan menyenangkan.
 
Antusiasme Laskar Langit Muara Bahari H-1 #LaunchingRumahLebahPAY
Setelah momen sukacita dalam kebersamaan untuk bersinergi di #BukberAkbarPAY Ramadhan/Juli lalu, yang kemudian berlanjut pada  #KhitananMassalPAY akhir September lalu, kali ini kami dapat berkumpul kembali—mengembalikan semangat berbagi, menumbuhkan rasa bahagia dan meningkatkan rasa syukur—dalam acara peresmian atau #Launching @RumahLebahPAY bersama #LaskarLangitMuaraBahari di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
 
Salat berjamaah dan doa bersama demi kelancaran #LaunchingRumahLebahPAY
Betapa tidak. Segala keseriusan dan riuh kehangatan tentu saja tercipta di sini…

Rasa bahagia ketika kami dapat berbagi semangat, berinteraksi dan menyerap keceriaan dengan laskar langit di Muara Bahari. Rasa puas karena—pada akhirnya—dapat tiba juga di lokasi yang sungguh butuh perjuangan—perjalanan panjang bagi saya dari Tangerang. Rasa semangat yang kuat untuk mencipta perubahan dan mengembangkan segala potensi demi mewujudkan masa depan para laskar langit. Bahwa mereka pun layak akan sebuah gambaran yang indah, penuh suka cita, serta mampu menghadapi halangan dan rintangan agar menjadi insan yang tangguh, mandiri, bersabar, mampu menguatkan dan meningkatkan kapasitas diri agar terus dapat menegakkan agama Allah, berakhlak mulia, cinta Allah dan RasulNya, cinta keluarga dan cinta bangsa ini.
Laskar Langit sarapan bubur setelah beberes di hari H #LaunchingRumahLebahPAY

Begitulah, gambaran asa yang ingin kami torehkan, kami jejakkan... bersama-sama, tidak sendiri, saling bahu-membahu dalam ketaatan dan kesabaran juga tentunya. Mudah-mudahan ini menjadi jalan pembuka yang diridai oleh Allah SWT. Aamiin…

Selamat belajar dan bangkitlah adik-adikku.. Jadilah generasi yang dapat membangun bangsamu, mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.


Barakallahu fiikum.

Untuk Adik-adik Laskar Langit Muara Bahari.

*Robiatul Adawiyah


[Cerita Relawan] Ariyanto dan beragam profesinya

RumahLebahPAY, Jakarta - Ba’da maghrib, tepatnya pukul 18.20 saya berangkat dari kantor menuju Rumah Lebah. Hujan yang menderas, tak menyurutkan langkah saya. Awalnya, sih, hanya rintik saat saya tiba di gerbang Muara Bahari. Namun saat saya tiba di rumah Pak Syarif, tepat pukul 18.30 hujan seperti tumpah ruah dari langit. Ternyata, adik-adik Laskar Langit pun bersemangat seperti saya. Meski hujan, mereka tetap datang mengaji ke rumah Pak Syarif. Bahkan ada empat adik yang baru bergabung. Sehingga total yang terdaftar ada 74 Laskar Langit.
Gerbang menuju Kampung Muara Bahari

Saat itu, Pak Syarif sedang menguji adik-adik untuk maju satu per satu menyetor hafalan doa pendek. Kebetulan, pikir saya. Sebab saat launching kemarin, souvenir yang seharusnya saya bagikan terpaksa saya tunda karena tidak sesuai jumlah adik dengan jumlah souvenir. Saya khawatir bila dibagikan akan menimbulkan rasa iri pada yang belum kebagian. Yaa… antusiasme adik-adik yang begitu tinggi, menyebabkan hampir tiap pertemuan kami menerima tambahan adik baru yang ingin bergabung mengaji dan belajar.

Saya pun memanfaatkan momen itu untuk memberikan souvenir pada mereka namun dengan syarat harus menyetor hafalan dengan baik pada saya dan Pak Syarif. Mendengar perkataan saya, adik-adik semakin bersemangat dan riuh mulut mereka berkomat-kamit melancarkan hafalan doa. Kategori usia 5-10 tahun harus menghafal empat doa sehari-hari. Ada yang memberanikan diri ke hadapan saya  bahwa dia hafal empat doa sehari-hari. Namun di tengah jalan, baru dua hafalan dia tiba-tiba lupa. Mungkin karena grogi, hal itu terjadi beberapa kali, hingga akhirnya ia mundur, duduk lagi menghafal.

Alhamdulillah adik-adik yang berusia 11-14 tahun rata-rata sudah hafal surat selain surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas, dan juga bacaan salat. Mereka pun siap saya berdayakan untuk mengajari adik-adik yang belum bisa bacaan salat. Ada Topan yang bercita-cita menjadi tentara Allah (baca selengkapnya di sini) hafal Surat Al Baqarah ayat 1-6. Siti Maulinda hafal Surat Abasa 42 ayat. Maulana hafal sebagian juz 30. Sebagian besar mereka pun sudah hafal Surat Yaasiin.
Mereka yang berhasil menyetor hafalan dan mendapatkan souvenir


Saya angkat topi pada Pak Syarif dan Bu Susan. Sebab merekalah, anak-anak ini bisa mengenal ayat-ayat cinta dari Tuhannya. Mengajar puluhan adik di Kampung Muara Bahari setiap malam tanpa imbalan, bagi saya itu luar biasa dan merekalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Tiba-tiba dari luar ada yang  mengucap salam. Saya pun menjawab salamnya, dan bergegas keluar, Terlihat seorang anak lelaki bertubuh kecil, memakai kalung, bertelanjang dada, mengenakan celana pendek dan membawa payung. Saya mengenalinya. Dia adalah Ariyanto. Ariyanto sering disuruh oleh ibu-ibu setempat dan diberi imbalan. Dari salah seorang adik, saya jadi tahu bahwa bila hari hujan, Ariyanto berubah profesi menjadi tukang ojek payung.

Setelah hujan mereda, Ariyanto datang menemui saya, mengatakan dia ingin belajar. Penampilannya berbeda dengan sebelumnya. Kini dia sudah rapi, sudah mandi, memakai kaus dan sarung. Terlihat sangat siap untuk belajar membaca dengan saya. Saya pun mengajari Ariyanto dan mengamanahkan pada empat sekawan (Wawan, Maulana, Daffa, dan Dodi) untuk membantu mengajarkan Ariyanto calistung.

SIAPA ARIYANTO?

Ariyanto adalah anak laki-laki berusia 11 tahun. Anak kedua dari lima bersaudara. Mereka ditinggalkan oleh orangtua yang mungkin bisa dibilang tidak bertanggung jawab. Ariyanto dan keempat saudaranya diasuh oleh nenek mereka. Ariyanto  putus sekolah dan belum bisa calistung. Ariyanto termasuk anak yang mandiri. Sebelumnya dia pernah menjadi kenek odong-odong, tukang cuci motor dan hari ini saya melihat dia menjadi tukang ojek payung.

Satu kata dari saya untuk Ariyanto: SALUT!

Anak sekecil itu berusaha mencari nafkah dengan bekerja apa pun asalkan halal. Bisa dibilang dia berjuang dalam hidupnya, bahkan berusaha menopang kebutuhan tiga adiknya. Dari Ariyanto, saya belajar tentang perjuangan, pengorbanan, dan semangat menjalani hidup. Bahkan dengan kondisi hidupnya yang seperti itu, dia tidak menganggapnya sebuah beban. Seringkali dia bahkan menjadikan kondisi hidupnya sebagai bahan untuk menghibur adik-adik Laskar Langit lainnya, agar tidak sedih dan kecewa dengan hidup mereka.



*Rahmah Suciyani Sanuri

Monday, November 16, 2015

Keseruan Laskar Langit Muara Bahari di Launching Rumah Lebah PAY

RumahLebahPAY, Jakarta - RUMAH LEBAH adalah akronim dari Rumah Belajar Anak Sholeh Muara Bahari, yang memiliki visi “Mencetak generasi berakhlak mulia dan menciptakan komunitas pembelajar yang tangguh dan taat beragama serta berkesadaran global.” Rumah Lebah PAY merupakan bagian dari program community development yang diinisiasi oleh Relawan Komunitas Pecinta Anak Yatim. Program ini melingkupi pendidikan akhlak dan kreativitas untuk anak-anak, pembuatan taman baca, gerakan cinta mushola, juga kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Minggu (15/11), telah diadakan acara #LaunchingRumahLebahPAY di Mushola Nurul Sa'adah, RT 002 RW 007 Kp. Muara Bahari, Tanjung Priuk. Acara tersebut diisi oleh kegiatan syukuran, yang dimulai dengan sambutan dari Pengurus Mushola, RT dan RW yang mendukung penuh kegiatan ini, serta Perwakilan Komunitas PAY. Lalu dilanjutkan acara hiburan oleh Kak Tony selaku pendongeng anak, yang bercerita tentang “Katak dan Siput” dengan pesan inti mengenai nilai-nilai syukur dalam kehidupan. Setelah dongeng, ada acara pembagian hadiah untuk anak-anak. Tercatat sekitar 70 #LaskarLangit yang hadir dalam acara ini, dan melibatkan sekitar 35 relawan komunitas PAY yang memiliki motivasi untuk berbagi dengan anak-anak. Juga dilakukan peresmian taman baca oleh komunitas PAY, dengan tujuan menumbuhkan minat baca bagi anak-anak di Muara Bahari. Kegiatan ditutup dengan doa, pemotongan tumpeng, ramah tamah dan makan bersama.


Peresmian Rumah Lebah PAY secara simbolis oleh Kak Faizal kepada Ketua RW

Foto bersama Ketua RW, Ketua RT, Pengurus Mushola, dan Relawan Komunitas Pecinta Anak Yatim

Pemotongan tumpeng oleh Kak Suci selaku Kepsek RumahLebahPAY yang diberikan kepada Bu Evi selaku Pengurus Mushola

 Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Komunitas Pecinta Anak Yatim untuk berkontribusi membangun masyarakat agar menjadi lebih baik melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Juga bagian pembelajaran bagi relawan untuk menumbuhkan semangat kepedulian dan menginspirasi kepada orang banyak, agar berbagi bisa menjadi berarti. Diharapkan kegiatan “social community” semacam ini dapat menjadi bagian dari “life style” anak muda saat ini.
Antusiasme Laskar Langit menjawab pertanyaan seputar dongeng

Keakraban kakak relawan dengan Laskar Langit

Ini senyum kami, mana senyummu?

Nyummy...

Generasi Akhlakul Karimah, Berkarya, Cinta Qur'an

Bagi yang ingin bergabung bisa menghubungi kami di www.rumahlebahpay.blogspot.com atau follow Instagram dan Twitter @RumahLebahPAY.

Untuk ikut berpartisipasi atau berdonasi dalam gerakan #BuatMerekaTercerdaskan ini, dapat disalurkan ke nomor rekening Bendahara Muara Bahari:

(Kode Bank: 422) 101 5 234 942
BRI Syariah Cab. Abdul Muis
a.n. Siti Zulaichah

Syariah Mandiri 7060989189 
MANDIRI 1180022288996
BNI 0272481794
an. Yayasan Pecinta Anak Yatim & Doeafa Indonesia Tercinta  [Dengan menambahkan 311 di belakang nominal transfer, misal ingin berdonasi Rp 500.000, maka: 500311]

Konfirmasi transfer donasi via sms ke 089602822094 dengan format (Nama Pengirim_Bank Tujuan_Nominal Donasi)

*admin


Wednesday, November 11, 2015

[Cerita relawan] Bukan penjaja harapan

RumahLebahPAY, Jakarta - Kali pertama saya menjejakkan kaki di #RumahLebahPAY Muara Bahari, saya mengingat sebuah sosok. Sosok penulis wanita yang masa kecilnya pun dihabiskan di rumah pinggiran rel kereta api jakarta. Namun kini ia melanglang buana ke negeri-negeri yang tidak pernah ia kira akan ia datangi seumur hidupnya. Ia terkenal dan banyak karyanya menjadi best seller serta diadaptasi menjadi film. Padahal ia memiliki riwayat penyakit yang membuatnya tidak leluasa mengikuti pendidikan formal. Tapi berkat keyakinannya pada Allah, sebab ia berakhlak baik, mengasah kecerdasannya dalam menulis dan ingin bermanfaat bagi sekitarnya, ia pun menjelma menjadi sebuah sosok yang dikenal dunia. Tahukah kalian, siapa yang saya maksud? Dia adalah Asma Nadia. Seorang penulis muslimah, yang baru saja mewakili Indonesia di Festival Frankfurt Book Fair di Jerman--sebuah ajang bergengsi skala internasional bagi para penulis, pegiat sastra dan pembaca.
Senja di pinggiran rel Muara Bahari

Imajinasi saya begitu tinggi, bukan berarti saya berpikir utopis. Bukan pula saya menjajakan sebuah harapan yang tak mungkin tergenggam. Saya hanya melihat masa depan bagi adik-adik di Muara Bahari bisa seperti itu. Tidak ada yang tidak mungkin, selama kita yakin bersama Allah.

Mengapa saya berani bilang begitu? Sebab semangat dan kemauan belajar mereka yang begitu tinggi. Bahkan ada seorang anak bernama Aulia, berusia sebelas tahun yang baru saja belajar mengenal huruf dua pekan bersama #RelawanPengajar, tapi dia ingin sekali ikut sebuah lomba menulis cerita anak islami yang diselenggarakan penerbit di bilangan Yogyakarta.

Saya sendiri, agak malu karena terlalu banyak alasan dalam mewujudkan tulisan menjadi sebuah buku. Melihat semangat Aulia, yang bahkan menulis kalimat sempurna saja belum begitu sempurna, tapi yakin ingin menulis cerpen, rasanya bagai ditegur halus oleh Allah. Bahwa kita harus berani bermimpi setinggi mungkin, sebab kita punya Allah yang Maha Kuasa. Bahkan Rasul saja menyuruh kita meminta surga tertinggi, "Mintalah surga firdaus!"

Bagi saya, #RumahLebahPAY adalah sarana mencapai mimpi itu. Adik-adik membuat saya mempelajari lagi kehidupan dari sudut pandang baru, hingga hati ini dipenuhi rasa syukur. Pun para relawan dan kakak asuh yang bersinergi sesuai kemampuan mereka, menularkan semangat berbagi dan cita-cita mulia, adalah harta yang mahal. Menjadi bagian dari mereka yang bergerak mewujudkan kalimat #BuatMerekaTercerdaskan  menjadi sebuah aksi nyata, merupakan sebuah nikmat yang luar biasa. Tentunya, ada banyak tantangan dan yang utama selalu mengenai kekonsistenan serta kelurusan niat kami.

Maka, bila kalian belum mampu membantu kami baik dari segi pikiran, tenaga, materi, dan waktu, setidaknya dukung kami, doakan kami, dan bantu kami menjaga niat baik ini.

*Iska Meta Furi

[Cerita relawan] Jalan menggapai mimpi di Muara Bahari

RumahLebahPAY, Jakarta - Muara bahari. Sebagai orang kemayoran--yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari Tanjung Priuk--lokasi Muara Bahari merupakan sesuatu yang baru bagi saya. Sebelumnya saya hanya tahu Museum Muara Bahari karena pernah melewatinya. Ternyata, muara bahari tempat #RumahLebahPAY berbeda lokasi dengan museum tersebut--meski tidak terlalu jauh. Lokasi #RumahLebahPAY persis di belakang Stasiun Tanjung Priuk.

Kali pertama ke sana, saya masih beruntung sebab dijemput oleh Ustadz Syarif--salah satu pengelola yang bisa dibilang sudah bersedia mengabdikan dirinya untuk anak-anak di kampung muara bahari. Namun kali kedua--beberapa hari lalu--saya tidak dijemput. Saya berangkat maghrib demi menghadiri rapat dengan relawan pengajar--membahas konsep pengajaran anak-anak setelah launching tanggal 15 nanti. Dengan kondisi ponsel yang lowbat, disertai gerimis rintik, saya memilih jasa ojek online untuk mencapai lokasi. Sayangnya, saya lupa jalur sebelumnya dan kondisi malam yang gelap pun membuat saya semakin kesulitan mengenali patokan yang saya ingat. Saya pun salah arah--nyasar--saat sudah dekat dengan lokasi #RumahLebahPAY, Mushola Nurul Sa'adah. Seharusnya saya berbelok ke kiri di persimpangan dekat rel kereta api. Tapi saya malah berbelok ke kanan--arah terminal--yang membuat saya kembali ke awal.

Seperti orang linglung, saya bingung mencari letak mushola. Kondisi sekitar rel yang gelap membuat saya--meski lelaki--agak takut juga. Sebab di sana cukup terkenal dengan preman yang suka mengganggu dan berbuat macam-macam. Beberapa kali--sembari mencoba mengingat jalan--saya melihat banyak orang sekitar yang sedang bermain judi. Dalam batin saya, saya merasa sedih dengan kondisi anak-anak yang harus menyaksikan hal itu setiap hari. Betapa perjuangan mereka untuk menjadi anak berakhlak baik, bermanfaat, dan cerdas begitu berat, disebabkan kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Inilah PR terbesar kami di #RumahLebahPAY.

Gerimis yang kian menderas, membuat saya memutuskan untuk turun dari ojek dan memilih berjalan kaki. Saya berjalan menyusuri rel kereta perlahan. Akhirnya saya ingat sebuah pos kecil yang di sampingnya terletak gang kecil juga. Itu adalah lokasi saat kali pertama saya ke Muara Bahari untuk #QurbanPAY. 

Alhamdulillah... saya pun berhasil tiba di lokasi dengan selamat. Saat saya tiba bertepatan dengan waktu salat isya. Beberapa anak mulai berkumpul di mushola untuk salat isya berjamaah. Melihat pemandangan itu, saya merasa lelah dan ketakutan saya selama perjalanan tadi pun luntur. Semangat anak-anak itu membuat saya terus ingin kembali menemui mereka. Saya punya mimpi, bahwa masa depan cemerlang pun milik mereka.

*Fahmi Afriyadi

Launching #RumahLebahPAY

RumahlebahPAY, Jakarta - Alhamdulillah... setelah beberapa pekan terlewati, beragam persiapan tersepakati, akhirnya kami siap untuk meresmikan #RumahlebahPAY (Rumah beLajar anak salEh muara BAHari) untuk #LaskarLangit Muara Bahari.

Insyaa allah akan dilaksanakan pada:

Waktu & Tempat:
Ahad, 15 Nov 2015
pukul 10.00 - 11.00 WIB
@ Mushola Nurul Sa'adah,
RT 002 RW 007
Kebon Pisang, Kp. Muara Bahari
Tanjung Priuk - Jakarta Utara
(Dari Terminal Tj. Priuk, lanjut ke arah kebon pisang)

Penyelenggara:
Relawan @PcintaAnakYatim Jakarta

Jenis Kegiatan:
Pertemuan dan hiburan edukasi Anak

Tujuan:
- Pengenalan dan pembukaan rumah belajar laskar langit untuk mewujudkan generasi muslim yang memiliki Akhlak mulia, Bermanfaat, dan Cerdas (Motto ABC)
- Silaturrahim relawan PAY

Partisipan:
Relawan pengajar PAY, Founder PAY, tokoh masyarakat setempat dan anak-anak peserta rumahlebahPAY
(total sekitar 150 orang)

Peserta Anak:
66 anak, Laki & Perempuan
Usia 4-13 tahun
Yatim, piatu - Dhuafa

Konten Acara:
- Pengenalan dan Tujuan RumahlebahPAY
- Dongeng Anak
- Berbagi bingkisan anak
- Doa Bersama & Tumpengan

Yuk BuatMerekaTercerdaskan:
(Kode Bank: 422) 101 5 234 942
BRI Syariah Cab. Abdul Muis
a.n. Siti Zulaichah

Syariah Mandiri 7060989189 
MANDIRI 1180022288996
BNI 0272481794
an. Yayasan Pecinta Anak Yatim & Doeafa Indonesia Tercinta 

[Dengan menambahkan 311 di belakang nominal transfer, misal ingin berdonasi Rp 500.000, maka: 500311]

Note: Bagi kakak yang ingin hadir, diwajibkan membawa sebuah buku untuk penambahan koleksi taman bacaan bagi adik-adik.

*Admin

Tuesday, November 10, 2015

[Cerita Relawan] Pahlawan masa kini

RumahlebahPAY, Jakarta - Selamat Hari Pahlawan! Ya, hari ini 10 November merupakan hari bersejarah bagi negeri kita tercinta, Indonesia. Hari Pahlawan diselenggarakan pada hari kelahiran pahlawan nasional atau peringatan peristiwa yang mengantarkan mereka menjadi pahlawan. Di Indonesia sendiri, 10 November dipilih sebagai hari bersejarah sebab pada saat itulah rakyat Indonesia bersatu padu untuk kali pertamanya setelah kemerdekaan, melawan kekuatan sekutu yang ingin kembali menjajah. Dipicu oleh orasi Bung Tomo yang menggugah disertai dorongan berjihad dan bersatu, terjadilah konflik terbesar di Surabaya. Tak sedikit pahlawan tak bernama yang meninggal dalam peristiwa itu.

Dari sana, saya berpikir bahwa sebaik-baik pahlawan adalah menjadi sebaik-baiknya diri kita.  Menjadi pahlawan di era ini bukan lagi dengan perang, atau jihad. Kepahlawanan adalah sebaik-baik diri kita untuk menjadi pribadi yang tetap peduli dan menjadi "problem solver" terhadap masalah sosial sekeliling kita. Menjadi pahlawan terkadang harus sunyi dari segala puji, namun tak harus jumawa ketika puja menggema. Maka, saya angkat topi dan salut pada para penggagas kebaikan yang bermanfaat bagi lingkungannya! Saya berharap para penggagas dan relawan di Rumah Lebah PAY ini pun mampu menjadi pahlawan bagi adik-adik dan masyarakat di sana.

Mari menjadi pahlawan dalam setiap episode orang-orang sekeliling kita. Walau tak tercatat manusia, setidaknya Tuhan akan mengingat.

*Musril Aslin

[OPREC] Pengajar Iqro & Al Quran Wanita

📢📢📢URGENTLY REQUIRED📢📢📢

Dibutuhkan pengajar iqro dan Al Qur'an Wanita untuk anak-anak binaan PAY yang bertempat di Kampung Muara Bahari, Tanjung Priuk, Jakarta Utara.

⏰waktu mengajar:
Senin - Jum'at 15.15 (Ba'da Ashar) s.d. 17.30 WIB
👦🏻👧🏻Sasaran Anak:
Yatim - dhuafa, Usia 4-14 th, dari mulai belum sekolah s.d. SMP
⌚bersedia komitmen untuk hadir tepat waktu
💰ada uang transport yang diberikan tiap pekan

Bagi Anda yang berminat, mohon kirimkan CV via email ke
rumahlebah2015@gmail.com

📲Info lebih lanjut:
Ajeng - 081298726218 (Telepon/WA)

💻Kunjungi blog kami:
http://rumahlebahpay.blogspot.co.id

Monday, November 9, 2015