Wednesday, November 11, 2015

[Cerita relawan] Bukan penjaja harapan

RumahLebahPAY, Jakarta - Kali pertama saya menjejakkan kaki di #RumahLebahPAY Muara Bahari, saya mengingat sebuah sosok. Sosok penulis wanita yang masa kecilnya pun dihabiskan di rumah pinggiran rel kereta api jakarta. Namun kini ia melanglang buana ke negeri-negeri yang tidak pernah ia kira akan ia datangi seumur hidupnya. Ia terkenal dan banyak karyanya menjadi best seller serta diadaptasi menjadi film. Padahal ia memiliki riwayat penyakit yang membuatnya tidak leluasa mengikuti pendidikan formal. Tapi berkat keyakinannya pada Allah, sebab ia berakhlak baik, mengasah kecerdasannya dalam menulis dan ingin bermanfaat bagi sekitarnya, ia pun menjelma menjadi sebuah sosok yang dikenal dunia. Tahukah kalian, siapa yang saya maksud? Dia adalah Asma Nadia. Seorang penulis muslimah, yang baru saja mewakili Indonesia di Festival Frankfurt Book Fair di Jerman--sebuah ajang bergengsi skala internasional bagi para penulis, pegiat sastra dan pembaca.
Senja di pinggiran rel Muara Bahari

Imajinasi saya begitu tinggi, bukan berarti saya berpikir utopis. Bukan pula saya menjajakan sebuah harapan yang tak mungkin tergenggam. Saya hanya melihat masa depan bagi adik-adik di Muara Bahari bisa seperti itu. Tidak ada yang tidak mungkin, selama kita yakin bersama Allah.

Mengapa saya berani bilang begitu? Sebab semangat dan kemauan belajar mereka yang begitu tinggi. Bahkan ada seorang anak bernama Aulia, berusia sebelas tahun yang baru saja belajar mengenal huruf dua pekan bersama #RelawanPengajar, tapi dia ingin sekali ikut sebuah lomba menulis cerita anak islami yang diselenggarakan penerbit di bilangan Yogyakarta.

Saya sendiri, agak malu karena terlalu banyak alasan dalam mewujudkan tulisan menjadi sebuah buku. Melihat semangat Aulia, yang bahkan menulis kalimat sempurna saja belum begitu sempurna, tapi yakin ingin menulis cerpen, rasanya bagai ditegur halus oleh Allah. Bahwa kita harus berani bermimpi setinggi mungkin, sebab kita punya Allah yang Maha Kuasa. Bahkan Rasul saja menyuruh kita meminta surga tertinggi, "Mintalah surga firdaus!"

Bagi saya, #RumahLebahPAY adalah sarana mencapai mimpi itu. Adik-adik membuat saya mempelajari lagi kehidupan dari sudut pandang baru, hingga hati ini dipenuhi rasa syukur. Pun para relawan dan kakak asuh yang bersinergi sesuai kemampuan mereka, menularkan semangat berbagi dan cita-cita mulia, adalah harta yang mahal. Menjadi bagian dari mereka yang bergerak mewujudkan kalimat #BuatMerekaTercerdaskan  menjadi sebuah aksi nyata, merupakan sebuah nikmat yang luar biasa. Tentunya, ada banyak tantangan dan yang utama selalu mengenai kekonsistenan serta kelurusan niat kami.

Maka, bila kalian belum mampu membantu kami baik dari segi pikiran, tenaga, materi, dan waktu, setidaknya dukung kami, doakan kami, dan bantu kami menjaga niat baik ini.

*Iska Meta Furi

3 comments:

  1. Masyaa Allah..

    Semoga Aulia dan adik2 di sana tercapai semua cita-citanya..

    Barakallah kaka pengajar, semoga selalu istiqomah di jalan dakwah..

    *pembaca baru

    ReplyDelete
  2. Aamiin... terima kasih doanya kaka (^○^)

    ReplyDelete