Wednesday, November 11, 2015

[Cerita relawan] Jalan menggapai mimpi di Muara Bahari

RumahLebahPAY, Jakarta - Muara bahari. Sebagai orang kemayoran--yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari Tanjung Priuk--lokasi Muara Bahari merupakan sesuatu yang baru bagi saya. Sebelumnya saya hanya tahu Museum Muara Bahari karena pernah melewatinya. Ternyata, muara bahari tempat #RumahLebahPAY berbeda lokasi dengan museum tersebut--meski tidak terlalu jauh. Lokasi #RumahLebahPAY persis di belakang Stasiun Tanjung Priuk.

Kali pertama ke sana, saya masih beruntung sebab dijemput oleh Ustadz Syarif--salah satu pengelola yang bisa dibilang sudah bersedia mengabdikan dirinya untuk anak-anak di kampung muara bahari. Namun kali kedua--beberapa hari lalu--saya tidak dijemput. Saya berangkat maghrib demi menghadiri rapat dengan relawan pengajar--membahas konsep pengajaran anak-anak setelah launching tanggal 15 nanti. Dengan kondisi ponsel yang lowbat, disertai gerimis rintik, saya memilih jasa ojek online untuk mencapai lokasi. Sayangnya, saya lupa jalur sebelumnya dan kondisi malam yang gelap pun membuat saya semakin kesulitan mengenali patokan yang saya ingat. Saya pun salah arah--nyasar--saat sudah dekat dengan lokasi #RumahLebahPAY, Mushola Nurul Sa'adah. Seharusnya saya berbelok ke kiri di persimpangan dekat rel kereta api. Tapi saya malah berbelok ke kanan--arah terminal--yang membuat saya kembali ke awal.

Seperti orang linglung, saya bingung mencari letak mushola. Kondisi sekitar rel yang gelap membuat saya--meski lelaki--agak takut juga. Sebab di sana cukup terkenal dengan preman yang suka mengganggu dan berbuat macam-macam. Beberapa kali--sembari mencoba mengingat jalan--saya melihat banyak orang sekitar yang sedang bermain judi. Dalam batin saya, saya merasa sedih dengan kondisi anak-anak yang harus menyaksikan hal itu setiap hari. Betapa perjuangan mereka untuk menjadi anak berakhlak baik, bermanfaat, dan cerdas begitu berat, disebabkan kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Inilah PR terbesar kami di #RumahLebahPAY.

Gerimis yang kian menderas, membuat saya memutuskan untuk turun dari ojek dan memilih berjalan kaki. Saya berjalan menyusuri rel kereta perlahan. Akhirnya saya ingat sebuah pos kecil yang di sampingnya terletak gang kecil juga. Itu adalah lokasi saat kali pertama saya ke Muara Bahari untuk #QurbanPAY. 

Alhamdulillah... saya pun berhasil tiba di lokasi dengan selamat. Saat saya tiba bertepatan dengan waktu salat isya. Beberapa anak mulai berkumpul di mushola untuk salat isya berjamaah. Melihat pemandangan itu, saya merasa lelah dan ketakutan saya selama perjalanan tadi pun luntur. Semangat anak-anak itu membuat saya terus ingin kembali menemui mereka. Saya punya mimpi, bahwa masa depan cemerlang pun milik mereka.

*Fahmi Afriyadi

2 comments:

  1. Anak-anak itu selalu bisa mengambil hati kita <3
    Semoga kegiatan ini terus berjalan aamiin.

    Kunjungi blogku www.angelusrosa.com

    ReplyDelete
  2. Aamiin allahumma aamiin...

    Mohon doanya ya, Kak (n__n)

    ReplyDelete